Sabtu, 12 Januari 2013

KORUPSI....30 Tahun Lagi???????

today - Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah akses poin jaringan nirkabel atau WiFi terbesar di dunia. Program Indonesia WiFi yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia menargetkan pemasangan 10 juta akses poin di Tanah Air pada 2015.

Tahun depan program Indonesia WiFi akan memasang dua juta hotspot. Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin berinternet melalui Wifi ini, yaitu pendidikan, pengusaha menengah dan kecil serta layanan publik.

Oki tak bersedia menyebutkan investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin WiFi ini. Telkom memiliki program IndiShcool yang akan memasang akses poin di 100 ribu dari total 360 ribu sekolah pada 2013. “Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolahan,” ujar Oki, di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2012. Jika 10 juta juta hotspot terpasang, kata Oky, Indonesia akan menjadi negara dengan akses poin terbanyak di dunia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 100 ribu titik WiFi, masih kalah jauh ketimbang Cina yang memiliki 6 juta akses poin.

Korea memiliki dua juta akses poin dan Singapura memiliki 500 ribu. Korea dan Singapura kemungkinan tak akan menambah akses poin karena sudah jenuh dan semua wilayah terdapat WiFi. “Paling kita bersaing dengan Cina dan India yang sama-sama memiliki wilayah luas,” ujar Oki. Oky menambahkan, Telkom sangat yakin WiFi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus menghasilkan keuntungan. Di beberapa negara seperti Cina dan Korea, WiFi menjadi alternatif pengalih jalur komunikasi dari GSM. Ia menambahkan program ini akan melengkapi teknologi lain seperti GSM, 3G, dan Wimax. “Jadi sejuta WiFi berjuta kemajuan,” tutur Oki. “Kami ingin Indonesia menjadi surganya WiFi.” Pemakaian WiFi di Indonesia, kata Oki, semakin pesat seiring dengan terpaan Internet yang semakin meluas.

Di Indonesia, rata-rata akses data sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulannya. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan WiFi. Jadi, Oki yakin tak ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia WiFi tak perlu menjelaskan kalau WiFi dipakai banyak orang akan lambat, karena sebagian besar masyarakat sudah tahu.

Oki yakin program Indonesia WiFi ini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam memberikan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta WiFi, kata Oki, Telkom akan menjajaki kerja sama dengan operator lain. “Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang menyatakan kesediaannya bekerja sama,” kata Oki. Indonesia WiFI menggandeng Cisco sebagai mitra yang menyediakan perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan Cisco akan mendukung penuh program Indonesia WiFi. Menurut dia, WiFi sangat potensial berkembang karena semua negara sama. Ini lain dengan 3G yang kemungkinan tiap negara akan beda spektrum frekuensinya. “WiFi akan saling melengkapi dengan teknologi broadband lain,” kata Ichwan.

Read more about Yakin by www.itoday.co.id

Wah, Korupsi di Indonesia Baru akan Musnah 30 Tahun Lagi

RIMANEWS-Jalan terjal pemberantasan korupsi di Indonesia memang begitu panjang dan berliku. Setidaknya korupsi di tanah air baru benar-benar bersih sekitar 30 tahun lagi.
"Tapi paling tidak kita tetap punya arah ke sana," ujar Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Hamdi Muluk MSi ketika mengisi diskusi di Sindo Radio Network, Jakarta, Sabtu (12/1).
Menurut Hamdi, ada faktor yang menarik begitu orang menjadi koruptor, terutama dalam korupsi politik. Sumbernya merupakan pembiayaan politik yang besar, sehingga mendorong aktor-aktor korupsi mencari cara bagaimana bisa meraup uang rakyat.
Faktor politik menjadi penyumbang besar orang menjadi koruptor. "Ini ekstrayudisial menurut saya, faktor politik," katanya.
Faktor pendorong lain menjamurnya koruptor karena hukum Indonesia yang longgar, tidak adanya pembenahan yudisial, ditambah perangkat peradilan yang tidak berkualitas.
Tapi menurut Hamdi, kondisi tersebut masih bisa diantisipasi dengan sanksi sosial dari masyarakat selain sanksi yudisial. "Tak perlu simpati kepada koruptor. Sekarang bagaimana kita mempermalukan koruptor, dan ruang geraknya dibatasi," ujarnya.[ach/ROL]
1Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah akses poin jaringan nirkabel atau WiFi terbesar di dunia. Program Indonesia WiFi yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia menargetkan pemasangan 10 juta akses poin di Tanah Air pada 2015.

Tahun depan program Indonesia WiFi akan memasang dua juta hotspot. Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin berinternet melalui Wifi ini, yaitu pendidikan, pengusaha menengah dan kecil serta layanan publik.

Oki tak bersedia menyebutkan investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin WiFi ini. Telkom memiliki program IndiShcool yang akan memasang akses poin di 100 ribu dari total 360 ribu sekolah pada 2013. “Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolahan,” ujar Oki, di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2012. Jika 10 juta juta hotspot terpasang, kata Oky, Indonesia akan menjadi negara dengan akses poin terbanyak di dunia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 100 ribu titik WiFi, masih kalah jauh ketimbang Cina yang memiliki 6 juta akses poin.

Korea memiliki dua juta akses poin dan Singapura memiliki 500 ribu. Korea dan Singapura kemungkinan tak akan menambah akses poin karena sudah jenuh dan semua wilayah terdapat WiFi. “Paling kita bersaing dengan Cina dan India yang sama-sama memiliki wilayah luas,” ujar Oki. Oky menambahkan, Telkom sangat yakin WiFi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus menghasilkan keuntungan. Di beberapa negara seperti Cina dan Korea, WiFi menjadi alternatif pengalih jalur komunikasi dari GSM. Ia menambahkan program ini akan melengkapi teknologi lain seperti GSM, 3G, dan Wimax. “Jadi sejuta WiFi berjuta kemajuan,” tutur Oki. “Kami ingin Indonesia menjadi surganya WiFi.” Pemakaian WiFi di Indonesia, kata Oki, semakin pesat seiring dengan terpaan Internet yang semakin meluas.

Di Indonesia, rata-rata akses data sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulannya. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan WiFi. Jadi, Oki yakin tak ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia WiFi tak perlu menjelaskan kalau WiFi dipakai banyak orang akan lambat, karena sebagian besar masyarakat sudah tahu.

Oki yakin program Indonesia WiFi ini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam memberikan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta WiFi, kata Oki, Telkom akan menjajaki kerja sama dengan operator lain. “Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang menyatakan kesediaannya bekerja sama,” kata Oki. Indonesia WiFI menggandeng Cisco sebagai mitra yang menyediakan perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan Cisco akan mendukung penuh program Indonesia WiFi. Menurut dia, WiFi sangat potensial berkembang karena semua negara sama. Ini lain dengan 3G yang kemungkinan tiap negara akan beda spektrum frekuensinya. “WiFi akan saling melengkapi dengan teknologi broadband lain,” kata Ichwan.

Read more about Yakin by www.itoday.co.id
Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah akses poin jaringan nirkabel atau WiFi terbesar di dunia. Program Indonesia WiFi yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia menargetkan pemasangan 10 juta akses poin di Tanah Air pada 2015.

Tahun depan program Indonesia WiFi akan memasang dua juta hotspot. Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin berinternet melalui Wifi ini, yaitu pendidikan, pengusaha menengah dan kecil serta layanan publik.

Oki tak bersedia menyebutkan investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin WiFi ini. Telkom memiliki program IndiShcool yang akan memasang akses poin di 100 ribu dari total 360 ribu sekolah pada 2013. “Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolahan,” ujar Oki, di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2012. Jika 10 juta juta hotspot terpasang, kata Oky, Indonesia akan menjadi negara dengan akses poin terbanyak di dunia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 100 ribu titik WiFi, masih kalah jauh ketimbang Cina yang memiliki 6 juta akses poin.

Korea memiliki dua juta akses poin dan Singapura memiliki 500 ribu. Korea dan Singapura kemungkinan tak akan menambah akses poin karena sudah jenuh dan semua wilayah terdapat WiFi. “Paling kita bersaing dengan Cina dan India yang sama-sama memiliki wilayah luas,” ujar Oki. Oky menambahkan, Telkom sangat yakin WiFi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus menghasilkan keuntungan. Di beberapa negara seperti Cina dan Korea, WiFi menjadi alternatif pengalih jalur komunikasi dari GSM. Ia menambahkan program ini akan melengkapi teknologi lain seperti GSM, 3G, dan Wimax. “Jadi sejuta WiFi berjuta kemajuan,” tutur Oki. “Kami ingin Indonesia menjadi surganya WiFi.” Pemakaian WiFi di Indonesia, kata Oki, semakin pesat seiring dengan terpaan Internet yang semakin meluas.

Di Indonesia, rata-rata akses data sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulannya. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan WiFi. Jadi, Oki yakin tak ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia WiFi tak perlu menjelaskan kalau WiFi dipakai banyak orang akan lambat, karena sebagian besar masyarakat sudah tahu.

Oki yakin program Indonesia WiFi ini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam memberikan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta WiFi, kata Oki, Telkom akan menjajaki kerja sama dengan operator lain. “Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang menyatakan kesediaannya bekerja sama,” kata Oki. Indonesia WiFI menggandeng Cisco sebagai mitra yang menyediakan perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan Cisco akan mendukung penuh program Indonesia WiFi. Menurut dia, WiFi sangat potensial berkembang karena semua negara sama. Ini lain dengan 3G yang kemungkinan tiap negara akan beda spektrum frekuensinya. “WiFi akan saling melengkapi dengan teknologi broadband lain,” kata Ichwan.

Read more about Yakin by www.itoday.co.id

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: Sabtu, Januari 12, 2013Kategori:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar